Maluku sejak dulu dikenal sebagai spice islandĀ gates of olympus slot atau pulau rempah rempah di mata dunia internasional. Itu dikarenakan area ini sebenarnya kaya akan beraneka type rempah rempah, sampai menyebabkan bangsa bangsa Eropa datang dan berusaha menguasainya. Kini jejak jejak momen bersejarah tersebut masih dapat dilihat dari beraneka peninggalan.

Salah satunya Benteng Barnaveld di Pulau Bacan Halmahera Selatan, yang saat ini acap kali dijadikan sebagai tujuan destinasi sejarah. Menurut sejarahnya, benteng ini merupakan milik Portugis yang dibangun kisaran abad ke-15 atau tepatnya pada th. 1558. Penasaran seperti apa rupa benteng tersebut ?

Sejarah Singkat Benteng Barnaveld

Menurut sejarahnya, Fort BarnaveldĀ starlight princess 1000 dibangun kurang lebih abad ke-15 yakni pada th. 1558 oleh bangsa Portugis. Kala itu, Portugis dan Spanyol berkompetisi keras dalam usaha mendapatkan area area penghasil rempah rempah. Pada abad pertengahan, rempah rempah sebenarnya menjadi barang mewah yang mahal harganya di Eropa.

Itulah kenapa Portugis lantas datang dan bermukim di Labuha, Pulau Bacan, pada th. 1558. Mereka lantas mendirikan sebuah gudang kayu kecil untuk menampung rempah rempah seperti cengkeh, damar, dan kemiri. Tidak lama setelah benteng yang berguna sebagai gudang tersebut dibangun, bangsa Spanyol lantas datang dengan tujuan berdagang.

Namun alih alih berdagang, Spanyol justru merebut Benteng Barnaveld dari Portugis. Dioperasikan oleh Spanyol sepanjang bertahun tahun, Sultan Ternate bersama dengan Laksamana Muda Simon Hoen lantas menuntut supaya benteng diserahkan kepada mereka pada th. 1609.

Setelah diserahkan, benteng lantas direnovasi Mahjong Slot dan diperkuat atas ide Laksamana Simon Hoen, Jan Dirkszoon, dan Louis Schot. Di sinilah nama Barnaveld diberikan, diambil alih dari nama sebuah kota di Belanda, dengan empat bastion yang dibangun di sana untuk memasang meriam. Benteng pun mengalami pemugaran manfaatkan batu dan kapur setelah dikuasai oleh Belanda.

Di anggota bawahnya dibangun sebuah tempat tinggal dengan ruangan bawah tanah dan atap dari rumput kering. Bentengnya berwujud segi empat disempurnakan tembok pertahanan yang rendah. Di sekitarnya ditemukan batu prasasti besar dengan tulisan latin, dan di anggota kanan dari batu prasasti ini terdapat isyarat keluarga Gubernur Jenderal pertama VOC yakni Pieter Both.

Selain itu Benteng Barnaveld dulu diperluas Slot Bet Kecil serta disempurnakan dengan sebuah tangga dari batu dan sebuah sumur. Di dalamnya pun dibuat bangunan bangunan kolonial manfaat menunjang kesibukan di dalam benteng. Sayangnya, bangunan benteng menjadi tidak terurus dikala ditinggalkan oleh Belanda.

Di sekelilingnya diselimuti oleh beberapa pohon beringin besar dan semak belukar. Karena diakui sebagai peninggalan sejarah yang patut dilestarikan, benteng ini lantas dipugar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Cagar budaya Ternate. Dan sampai saat ini dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah oleh warga lokal maupun para pelancong dari luar daerah.